Kamis, 16 Jan 2025
  • Ahlan Wa Sahlan di Website MAN 2 KOTA PADANG Menuju Zona Integritas (Bersih dari korupsi, Santun Melayani, Maju dalam inovasi) NO SUAP-NO KORUPSI NO GRATIFIKASI - PELAYANAN PRIMA

Kepala Madrasah Apresiasi Perjuangan Siswa MAN 2 Padang Raih Juara 3 Lomba Film Hakordia 2023

Padang, humas — Kepala MAN 2 Kota Padang, Akhri Meinhardi beri apresiasi tinggi atas keberhasilan film “Katua Salah Memilih Jalan” karya siswanya yang mampu meraih penghargaan kompetisi film (video) pendek Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2023.

Film besutan sutradara Farid Mubdi (XII IPA 8) dkk ini berhasil meraih juara 3 kategori siswa MTs dan MA dari 189 sederet film yang ikut dalam kompetisi film yang digelar Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama RI ini.

“Kebanggaan Hadid dkk adalah kebanggaan kita semua. Kita patut berbangga terhadap apa yang telah dipersembahkan,”kata Akhri Meinhardi saat sesi foto bersama dengan tim film dilapangan basket madrasah tersebut, Senin (11/12/2023).

Dia menuturkan bahwa lomba film pendek ini merupakan salah satu bentuk yang mewarnai Proses Belajar Mengajar (PBM). Akhri Meinhardi menekankan bahwa PBM bukan hanya belajar membaca dan menulis saja.

“Sekolah itu bukan hanya belajar di kelas saja, tapi ikut lomba juga bagian dari belajar dan kita yakin dari ribuan siswa pasti mempunyai prestasi yang berbeda pada bidang tertentu,”kata Akhri Meinhardi.

Kepala Madrasah mengajak siswa agar lebih menekuni bidang tertentu sesuai skill yang dimiliki. Skill yang ditekuni secara fokus akan melahirkan prestasi dan mengharumkan nama madrasah.

Film “Katua Salah Memilih Jalan” ini diproduksi dalam rangka kompetisi Film Pendek Hari Anti Korupsi Dunia (Hakordia) 2023 yang digelar oleh Itjen Kemenag RI pada 10-29 November 2023.

Film ini menceritakan kisah seorang siswa yang dipanggil dengan sebutan ‘Katua’ (ketua) oleh teman-temannya sangat berambisi sekali untuk menjadi ketua OSIS.

Berbagai upaya dilakukan sang “Katua” dengan tim suksesnya agar ia bisa memenangkan kontestasi pemilihan tersebut. Namun usaha yang dilakukan itu mengarah kepada perilaku koruptif yang bertentangan dengan azas pemilu yang jujur dan adil.

Bahkan sang “Katua” untuk memuluskan ambisinya menyogok ketua KPU. Tak berhenti disitu, ia bersama wakilnya menemui orang pintar atau dukun. Melalui dukun tersebut, sang ‘katua’ menerima mantra-mantra tertentu agar disenangi oleh pemilih.

Pewarta : ArulDp

Editor. : Wenny R

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR