Jumat, 26 Jul 2024
  • Ahlan Wa Sahlan di Website MAN 2 KOTA PADANG Menuju Zona Integritas (Bersih dari korupsi, Santun Melayani, Maju dalam inovasi) NO SUAP-NO KORUPSI NO GRATIFIKASI - PELAYANAN PRIMA

Ini Bacaan Doa Malam Lailatul Qadar, Yuk Amalkan

Padang, humas — Malam Lailatul Qadar diriwayatkan akan terjadi di salah satu malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Umat Islam dianjurkan menggencarkan berbagai amalan untuk menyambutnya.

Salah satunya memanjatkan doa allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu anni.Anjuran menggencarkan amalan ini bersandar pada salah satu keutamaan malam Lailatul Qadar yang dijelaskan di Al-Qur’an surah Al Qadr ayat 3.

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Artinya: “Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Mengutip Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, ayat tersebut menjelaskan malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan tanpa Lailatul Qadar di dalamnya. Ibadah pada malam itu mempunyai nilai yang sangat tinggi di mata Allah, lebih tinggi daripada ibadah selama seribu bulan.

Doa Malam Lailatul Qadar

Salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan ketika malam Lailatul Qadar adalah memperbanyak bacaan doa khusus Lailatul Qadar, yaitu doa memohon ampunan kepada Allah SWT.

Diriwayatkan dalam Kitab At-Tirmidzi, Kitab An-Nasa’i, dan Kitab Ibnu Majah, dari Sayyidah Aisyah RA ia berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, jika aku mengetahui datangnya Lailatul Qadar, apa yang harus kuucapkan?” Beliau menjawab,

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anniArtinya:

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan suka mengampuni. Karena itu, ampunilah aku.”

Berikut beberapa amalan yang dapat dilakukan pada 10 hari terakhir Ramadan untuk menyambut malam Lailatul Qadar.

Melakukan Iktikaf

Rasululllah SAW senantiasa melakukan iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadan, bahkan menambah jumlah harinya menjadi 20 hari terakhir ketika beliau telah mendekati akhir hayatnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan Abu Maryam Kautsar Amru dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan.

Hal tersebut juga dijelaskan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Rasulullah SAW selalu iktikaf setiap bulan Ramadan selama 10 hari. Namun pada tahun dimana beliau wafat, beliau iktikaf selama 20 hari.” (HR Al-Bukhari).

Menggencarkan Ibadah

Mengutip buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, umat Islam dianjurkan untuk menggencarkan ibadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Ini meneladani Rasulullah SAW yang menggiatkan ibadahnya di 10 hari terakhir Ramadan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang dikeluarkan Bukhari dan Muslim.

Diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW apabila memasuki 10 hari terakhir, beliau menghidupkan malam dan membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat sarungnya.

Menggencarkan Qiyamul Lail

Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah RA, umat Islam dapat meneladani Rasulullah SAW yang menghidupkan malam ketika memasuki 10 hari terakhir dengan giat melakukan qiyamul lail atau salat malam.

Menukil buku Mukjizat Lailatul Qadar karya Arif M. Riswanto, Tarawih adalah salah satu ibadah sunah yang dilakukan pada bulan Ramadan. Salat Tarawih dikerjakan di malam hari. Oleh karena itu, malam Ramadan umat Islam akan dihidupkan oleh salat Tarawih.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan penuh iman dan muhasabah, dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari).

Memperbanyak SedekahAlexander Zulkarnaen dalam buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT menjelaskan bahwa Ramadan adalah Syahrul Muwasah atau bulan berbagi dan Syahrul Ijtimayyah atau bulan kepedulian sosial. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak sedekah. (ArulDp)

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR